Pelaksanaan
Hari,
tanggal
|
:
|
Jumat,
7 Juni 2013
|
Lokasi
|
:
|
Laboratorium
Hyperkes
|
Materi
Praktikum
|
:
|
Pengukuran
Kapasitas Vital Paru-Paru
|
A.
Tujuan
1. Mahasiswa
dapat melakukan kapasitas vital paru-paru.
2. Mahasiswa
dapat menganalisa hasil pengukuran kapasitas paru-paru.
B.
Dasar
Teori
Alat untuk mengukur
kapasitas paru menggunakan alat Spirometer. Ini merupakan suatu ketepatan
tekanan diferensial transducer untuk pengukuran laju alir pernapasan. Dalam
pengukuran kapasitas paru dikenal beberapa istilah, seperti:
1. Vital
Capasity (VC)/Kapasitas Vital adalah
volume udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi
paru-parunya secara maksimum.
2. Forced
Vital Capasity (FVC) adalah
volume udara maksimum yang dapat dimasukkan dalam paru-paru, dan secara paksa
serta cepat mengeluarkannya semaksimum mungkin.
3. Forced
Expiratory Volume in First Second (FEV1) adalah volume udara yang dikeluarkan pada
detile pertama dimulai dengan hembusan nafas kuat pada pernafasan penuh.
Pengukuran Kapasitas paru, disebut :
1.
Normal, bila :
a. FVC ≥ 70% dan FEV1 ≥
80%
b. Rasio FEV1 / FVC :
75-80%
2.
Tidak normal, bila :
a.
Obstructive : FEV1
< 80%
b.
Restructive : FVC
< 70%
c.
Combination : FVC <
70% dan FEV1 < 80%
Pada orang normal volume udara dalam paru bergantung
pada bentuk dan ukuran tubuh. Posisi tubuh juga mempengaruhi volume dan
kapasitas paru, biasanya menurun bila berbaring, dan meningkat bila berdiri.
Perubahan
pada posisi ini disebabkan oleh dua factor, yaitu kecenderungan isi abdomen
menekan ke atas melawan diafragma pada posisi berbaring dan peningkatan volume
darah paru pada posisi berbaring, yang berhubungan dengan pengecilan ruang yang
tersedia untuk udara dalam paru.
Faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital adalah
bentuk anatomi tubuh, posisi selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot
pernapasan, dan pengembangan paru dan rangka dada (Compliance paru). Penurunan kapasitas paru dapat disebabkan oleh kelumpuhan otot pernapasan, misalnya
pada penyakit poliomyelitis atau cedera saraf spinal, berkurangnya compliance
paru, misalnya pada penderita asma
kronik, tuberkulosa, bronchitis kronik, kanker paru dan pleuritis fibrosa dan
pada penderita penyakit bendungan paru, misalnya pada payah jantung kiri.
C.
Alat
dan Bahan
Alat
1.
Spirometer
2.
Penjepit hidung
3.
Kabel listrik/arus listrik
Bahan
1.
Kertas struk printer
2.
Transduser/saringan
D.
Cara
Kerja
1.
Pertama menyiapkan/merangkai
alat dan bahan yang akan digunakan serta menghubungkannya dengan sumber
listrik.
2.
Memasang transduser pada
spirometer dan menyambungkan transduser pada mulut responden.
3.
Menghidupkan power dengan
menekan tombol ON.
4.
Menekan tombol ID, lalu
mengisi nomor urut, dan menekan entry.
5.
Selanjutnya menekan tanda
atau tombol jenis kelamin/sex dan menekan entry.
6.
Mengetik umur dan menekan
tombol entry.
7.
Mengetik tinggi badan dan
menekan entry, setelah itu mengetik berat badan dan menekan entry.
8.
Menutup hidung dengan
penjepit yang telah disediakan, sehingga udara tidak melewati hidung.
9.
Sebelum memulai pengukuran,
responden latihan pernafasan terlebih dahulu. Bernafas melalui mulut sebanyak
3-4 kali, kemudian menarik nafas dan menghembuskannya sekuat tenaga.
Mengulangnya sebanyak 3-4 kali.
10.
Setelah sudah siap, menekan
tombol VC yaitu bernafas pelan sebanyak 3-4 kali kemudian dihembuskan.
11.
Menekan tombol FVC, yaitu
bernafas dengan kuat dan menghentakkannya pula dengan kuat sebanyak 3-4 kali.
12.
Menekan tombol stop, muncul
grafik dan menekan tombol print. Untuk mengeluarkan kertas print menekan FEED.
13.
Setelah itu mematikan
spirometer dan merapikannya serta membuang sisa transduser yang digunakan.
E.
Hasil
Pengukuran
No.
|
Nama
|
|
Hasil
Pengukuran
|
Kriteria
|
||
Pred
|
Act
|
%
|
||||
1.
|
Ardian
Arief R.
|
FVC
|
4,07
|
1,66
|
41
|
Tidak
normal
(combination)
|
FEV 1
|
4,02
|
0,79
|
20
|
|||
2.
|
Dodik Pribadi
|
FVC
|
4,11
|
2,64
|
64
|
Tidak normal (restructive)
|
FEV 1
|
4,05
|
2,64
|
65
|
|||
3.
|
Harini
Merdekawati
|
FVC
|
2,74
|
1,84
|
67
|
Tidak normal (restructive)
|
FEV 1
|
2,69
|
1,79
|
66
|
|||
4.
|
Riezka
Danastri P.
|
FVC
|
3,04
|
1,62
|
53
|
Tidak normal (restructive)
|
FEV 1
|
2,77
|
1,62
|
59
|
|||
5.
|
Winarni
Kristanti
|
FVC
|
2,54
|
2,18
|
86
|
Normal
|
FEV 1
|
2,49
|
2,14
|
86
|
F.
Analisis
dan Pembahasan
Dari hasil pengukuran
kapasitas paru yang dilakukan oleh ke lima mahasiswa di atas, terdapar beberapa
hal yang perlu dibahas, diantaranya :
1.
Pengukuran kapasitas paru
terhadap Ardian Arief Ramadan
Hasil
pengukuran terhadap Ardian diperoleh nilai FVC sebesar 41% dan FEC1 sebesar
20%. Hasil tersebut sangat jauh dari keadaan normal sehingga masuk kriteria
tidak normal combination. Kemungkinan hal tersebut terjadi bukan karena kondisi
paru-paru yang tidak sehat melainkan pengukuran yang tidak valid karena adanya
gangguan dari lingkungan sekitar.
2.
Pengukuran kapasitas paru
terhadap Dodik Pribadi
Hasil
pengukuran terhadap Dodik diperoleh nilai FVC sebesar 64% dan FEC1 sebesar 65%.
Hasil tersebut masuk dalam keadaan paru-paru tidak normal restruktif. Hal
tersebut kemungkinan terjadi karena adanya kelemahan pada otot paru dan
seringnya terpapar oleh debu di jalan saat berkendara.
3.
Pengukuran kapasitas paru
terhadap Harini Merdekawati
Hasil
pengukuran terhadap Harini diperoleh nilai FVC sebesar 67% dan FEC1 sebesar
66%. Hasil tersebut masuk dalam keadaan paru-paru tidak normal restruktif, yang
kemungkinan terjadi karena adanya kelemahan pada otot paru dan seringnya
terpapar oleh debu di jalan saat berkendara.
4.
Pengukuran kapasitas paru
terhadap Riezka Danastri P.
Hasil
pengukuran terhadap Harini diperoleh nilai FVC sebesar 53% dan FEC1 sebesar
59%. Hasil tersebut masuk dalam keadaan paru-paru tidak normal restruktif,
kemungkinan terjadi karena adanya kelemahan pada otot paru dan seringnya
terpapar oleh debu di jalan saat berkendara.
5.
Pengukuran kapasitas paru
terhadap Winarni Kristanti
Hasil
pengukuran terhadap Winarni diperoleh nilai FVC sebesar 86% dan FEC1 sebesar
86%. Hasil tersebut masuk dalam keadaan paru-paru tidak normal.
G.
Kesimpulan
Pengukuran
kapasitas paru dilakukan terhadap 5 mahasiswa dengan hasil pengukuran kapasitas
paru terhadap Ardian Arief Ramadhan menunjukkan kriteria tidak normal
combination, tingkat kapasitas paru Dodik Pribadi menunjukkan kriteria tidak
normal restruktif, tingkat kapasitas paru Harini Merdekawati menunjukkan kriteria
tidak normal, tingkat kelelahan Riezka Danastri Primastuti menunjukkan kriteria
tidak normal, dan tingkat kapasitas paru Winarni Kristanti menunjukkan kriteria
normal.
Secara
keseluruhan, hasil pengukuran terhadap ke-5 mahasiswa tersebut menunjukkan
tingkat kapasitas paru yang normal sebanyak 1 orang dan 4 orang lainnya
menunjukkan kriteria kapasitas paru yang tidak normal.
H.
Daftar
Pustaka
Kapasitas
Paru. Materi Kuliah Hyperkes Semester IV Jurusan
Kesehatan Lingkungan.
0 Response to "LAPORAN HASIL PRAKTIKUM HYPERKES PENGUKURAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU"
Post a Comment