LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN AUDIOMETER


 Pelaksanaan
1.   Hari, tanggal      : Jumat, 13 Mei 2013
2.   Waktu                : 07.00 – 09.00 WIB
3.   Tempat              : Laboratorium Hyperkes

Tujuan
1.   Mahasiswa mengetahui cara menggunakan audiometri
2.   Mahasiswa mengetahui tingkat pendengarannya
3.   Mahasiswa dapat menganalisa hasil audiogram

Dasar teori
Ketajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. Alat ini menghasilkan nada-nada murni dengan frekuensi melalui earphone. Pada sestiap frekuensi ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang paling terpengaruh.
Audiometer adalah perangkat elektro-akustik untuk tes tingkat kemampuan pendengaran (Hearing Level) manusia (pasien), yang hasilnya dinyatakan oleh audiogram. Audiometer menghasilkan nada murni (pure tone) sebagai sinyal uji dan white noise sebagai sinyal masking. Pada test pendengaran, audiogram merupakan grafik frekuensi terhadap dBHL (desibel Hearing Level) yang menyatakan ambang dengar dari pasien. Dengan ambang dengar ini maka pemeriksa dapat menentukan jenis, derajat, dan lokasi gangguan pendengaran pada penderita gangguan pendengaran.
Prinsip kerja audiometer berbasis komputer mengacu pada audiometer konvensional, yaitu menghasilkan nada murni yang akan direspon oleh pasien (naracoba) pada frekuensi-frekuensi 125 Hz hingga 8000 Hz dalam pita satu oktaf. Pada audiometer, intensitas suara dapat dirubah-ubah sesuai dengan prosedur dan kebutuhan pengujian dalam rentang pendengaran -10dBHL s.d 110dBHL. Beberapa keunggulan audiometer berbasis computer dibandingkan dengan audiometer konvensional antara lain memiliki sistem database untuk pasien yang dapat memudahkan untuk mencari, menyimpan serta analisis data pasien, serta fungsi-fungsi lain yang dapat dioperasikan pada komputer. Kemudahan-kemudahan yang lain dapat diperoleh jika digunakan komputer portable.

Klasifikasi tingkat pendengaran :
Pendengaran Normal : dapat mendengar pada intensitas < 25 dB
 Gangguan pendengaran Ringan : dapat mendengar pada intensitas 25 - 40 dB
Gangguan pendengaran Sedang : dapat mendengar pada intensitas 40-60 dB
Gangguan pendengaran Berat : dapat mendengar pada intensitas 60-80 dB
Gangguan pendengaran Berat sekali : dapat mendengar pada intensitas  > 80 dB

 Alat dan bahan
1.   Komputer
2.   Audiometer
3.   Printer
4.   Earphone
5.   Kertas

Prosedur kerja
1.   Memakai earphone
2.   Klik icon audiometer pada komputer
3.   Klik data ID
4.   Mengisi ID Pasien yang berisi Umur dan jenis kelamin kemudian klik keluar
5.   Pilih mode auto test
6.   Klik mulai kemudian apabila mulai terdengar suara tekan spasi begitu seterusnya
7.   Klik stop
8.   Klik audiogram maka akan keluar grafik kemudian klik simpan/cetak
9.   Klik print kiri atas
10.   Klik print kanan atas kemudian klik close
Pembahasan
Dari hasil audiogram dapat dilihat bahwa semua pasien memiliki penguatan pendengaran dibawah 25 dB artinya semua pasien memiliki tingkat pendengaran yang normal. Tingkat penguatan pendengaran paling tinggi adalah pasien WK dengan rata-rata penguatan telingan kanan 10,25 dB dan telinga kiri 7,875 dB. Hal ini dikarenakan pada waktu praktikum tidak dilakukan didalam box melainkan diluar box dengan keadaan ruang penuh oleh orang-orang sehingga pasien tidak dapat berkonsentrasi karena masih dapat mendengar suara dari luar earphone yaitu suara dari orang-orang yang didalam ruangan. 

 Kesimpulan
Dari hasil audiogram dapat dilihat bahwa semua pasien memiliki penguatan pendengaran dibawah 25 dB sehingga dapat disimpulkan semua pasien memiliki tingkat pendengaran yang normal.

Daftar pustaka
(yang diakses pada tanggal 08 Juni 2013 pukul 20.07 WIB)


(yang diakses pada tanggal 08 Juni pukul 20.25 WIB)

0 Response to "LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN AUDIOMETER"

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *